5 faktor mengapa gagal menjadi fotografer professional

Bismillah..
Assalamualaikim Wr. Wb
Semoga yang berkunjung ataupun nyasar ke blog ini selalu mendapat Rahmat dari Allah SWT. Aamiin



Belakangan ini dunia fotografi memang sangat begitu popular, ada yang memang passion dalam fotografi adapula yang hanya iseng mencoba-coba terjun dalam dunia fotografi ini.
Jujur saja saya disini sebagai orang yang tidak begitu passion, tapi  tidak juga untuk coba-coba dalam fotografi. Sudah 5 tahun saya  coba belajar tentang fotografi, mulai dari membaca buku, belajar dari internet, sampai sharing dengan orang lain yang juga passion dalam fotografi.  Namun sampai saat ini saya sama sekali merasa belum begitu berkembang dan belum mendapat apa-apa dari fotografi.

Menurut saya ada 5 faktor yang menyababkan saya tidak begitu berkembang dalam fotografi. Saya akan bagikan pengalaman saya disini dengan maksud agar Anda-anda pemula yang ingin serius dalam fotografi tidak melakukan hal yang sama seperti saya yang menyebabkan saya tidak begitu berkembang di dunia fotografi. Langsung saja ini dia..

1. Tidak Memanfaatkan kamera yang ada

Dulu saya memiliki pemikiran bahwa kamera yang mahal dapat otomatis membuat kita menjadi fotografer yang hebat. Ternyata hal tersebut adalah salah besar. Fotografer kawakan sekelas Arbain rambey pun ternyata memulai belajar foto menggunakan kamera analog Ricoh 500 GX. Bayangkan betapa susahnya dahulu pak Arbain mempelajari fotografi. Sedangkan kita yang hidup di zaman yang sudah seba digital ini masih sering mengeluhkan apa yang kita punya.

Jika Anda sekarang hanya memiliki kamera pocket yang harganya hanya ratusan ribu, bersyukurlah dan manfaatkan dengan sebaik-baiknya karena belajar fotografi tidak mengharuskan Anda mempunyai kamera DSLR yang harganya berjuta-juta. Bahkan dengan kamera ponsel pun Anda sudah bisa mempelajari fotografi.

2. Tidak memotret secara rutin

Pekerjaan sebagai seorang karyawan memang membuat saya tidak begitu banyak waktu untuk mempelajari fotografi. Dalam seminggu saya hanya memiliki waktu dihari minggu saja, itu pun kalau saya tidak males. Keterbatasan waktu itulah yang membuat saya jarang sekali motret sehingga kemampuan saya tidak terasah dengan baik.

Jadi jika Anda memiliki keterbatasan waktu, sempatkanlah berlatih memotret walau hanya sehari dalam seminggu, atau desela-sela aktifitas Anda. manfaatkan dengan baik, latihan memotret. Tidak usah jauh-jauh, bisa disekitar kantor, tempat tinggal bahkan bisa dibelakang halaman rumah. Hal terpenting untuk jadi fotografer professional adalah banyaklah berlatih motret.

3. Tidak bersosialisasi dengan fotografer lain

Kurangnya sosialisasi dengan fotografer lain, membuat saya kuper alias kurang pergaulan dengan sesama fotografer lain. Padahal ini adalah hal yang sangat penting, selain untuk menambah relasi, juga penting sebagai sarana bertukar pikiran.

Pepatah mengatakan, jika ingin wangi maka bertemanlah dengan orang yang wangi, jika ingin kaya bertemanlah dengan orang yang pandai bisnis, begitu juga jika ingin jago motret bertemanlah dengan fotografer yang jago motret. Jadi ayo perbanyak teman fotografer Anda!

4. Malu mempublikasikan hasil motret

Menurut saya ini adalah faktor yang amat penting. Sebaiknya Anda tidak usah malu untuk “memamerkan” hasil foto kalian. Baik melalui jejaring social seperti facebook, twitter, instagram dan lain-lain atau bisa membuat blog pribadi yang isinya hasil foto Anda. Jangan minder kalau misalnya hasilnya masih belum begitu bagus.

Dengan begitu Anda dapat menerima kritik dan saran dari orang lain yang melihat hasil karya Anda sehingga Anda dapat memperbaiki kesalahan dari apa yang dikritikkan kepada Anda.

5. Menjual kamera

Kamera adalah senjata bagi fotografer, tanpa kamera baik itu ponsel, pocket, ataupun DSLR seorang fotografer tidak bisa berbuat apa-apa. Inilah yang saya sesalkan 2 tahun yang lalu. Kamera DSLR pertama saya Canon 1100D+Lensa kit 18-55 serta lensa prime 50mm F1.8 saya jual begitu saja. Padahal saya beli dengan susah payah, sedikit demi sedikit saya kumpulkan uang untuk membeli kamera tersebut.

Nah sekarang sudah 2 tahun saya sulit untuk membeli kembali kamera DSLR. Sekarang hanya ada kamera pocket Canon A2500 yang menemani. Meskipun hanya menggunakan kamera pocket saya tetap bisa mengabadikan momen-momen tertentu yang saya anggap penting, dan saya tetep besyukur masih bisa memotret.

Jadi, untuk Anda yang sekarang memiliki kamera DSLR yang dibeli dengan susah payah, jangan pernah jual kamera anda. Ingat kamera Anda adalah modal dan peluang untuk sukses menjadi fotografer professional di kemudian hari.

Saya rasa sekian yang bisa saya bagikan kali ini. Mudah mudahan ada guna dan manfaatnya bagi kalian yang berkunjung dan membaca artikel ini.

Jangan lupa share apabila artikel ini bermanfaat, dan
Jangan lupa comment apabila ada kirtik/saran/pertanyaan

Wassalam..









0 comments:

Post a Comment